PERSAUDARAAN ''SETIA-HATI'' TUNAS MUDA WINONGO MADIUN

Senin, 08 Agustus 2011

PENCAK SILAT 3 ZAMAN






Baca selengkapnya »
Diposting oleh bobby Wayoet di 19.42 1 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: carera
Lokasi:INDONESIA Winongo, Madiun, Indonesia
Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

TAT TWAM ASI

''DIAN JUANG'' NAN TAK KUNJUNG PADAM lilin redup merayapi malam samar-samar nanar sekilas selintas berkilat pertanda api kecil tumbuh sudah api inti pembasmi neraka pikir jahil api juang canang tantangan buat pembakar ahlak rusak budi buruk iman kafir jahat pikir perusak persada bumi ilahi murni bumi isi suci dari dengki dan lebih lagi DIAN JUANG yang kini tinggal segumpal cuma seterang lilin kala gelap malam adalah pelita petunjuk petunjuk untuk maju juang untuk membangun itu kemenangan "S-H" di dunia serta tempat umat bertaubat kemenangan dalam melawan iblis,syetan Untuk mu saudaraku juga bagi kita generasi madya mari gulung baju untuk maju tinggikan syiar "S-H" bina persaudaraan pemberian Tuhan semoga Tuhan tetap berdampingan cucuri hidayah petunjuk-NYA Insya Alloh "S-H" kn JAYA Eyang 1903

''DIAN JUANG''

NAN TAK KUNJUNG PADAM

lilin redup merayapi malam

samar-samar nanar sekilas selintas berkilat

pertanda api kecil tumbuh sudah

api inti pembasmi neraka pikir jahil

api juang canang tantangan

buat pembakar ahlak rusak

budi buruk iman kafir jahat pikir

perusak persada bumi ilahi murni

bumi isi suci dari dengki dan lebih lagi

DIAN JUANG yang kini tinggal segumpal cuma

seterang lilin kala gelap malam

adalah pelita petunjuk

petunjuk untuk maju juang

untuk membangun itu kemenangan "S-H"

di dunia serta tempat umat bertaubat

kemenangan dalam melawan iblis,syetan

Untuk mu saudaraku

juga bagi kita generasi madya

mari gulung baju untuk maju

tinggikan syiar "S-H"

bina persaudaraan pemberian Tuhan

semoga Tuhan tetap berdampingan

cucuri hidayah petunjuk-NYA

Insya Alloh "S-H" kn JAYA

Eyang

1903






Tujuan / sasaran “S-H” yang ditempuh adalah “Mengolah raga dan mengolah batinuntuk mencapai keluhuran budi guna mendapatkan kesempurnaan hidup, kebahagiaan dan kesejahteraan lahir – batin di dunia dan di akhirat” dengan mengajarkan Pencak Silat sebagai olah raga atas dasar jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula, meninggalkan semua yang menjadi larangan-larangan Tuhan dan melaksanakan semua perintah-perintahNya. (Mens sana in corpore sano en Amar ma’ruf nahi munkar). Gemblengan jasmani berupa pencak Silat dan rokhani berupa Iman dan Taqwa kepada Tuhan dengan melaksanan “Amar ma’ruf nahi munkar” secara konsekwen. Bahwa dengan berlatih Pencak Silat secara teratur manusia akan memiliki tubuh yang sehat lagi kuat dan jiwa yang sehat pula (mens sana in corpore sano) Bahwa dengan Iman dan Taqwa kepada Tuhan serta melaksanan Amar ma’ruf nahi munkar secara konsekwen manusia akan bahagia lahir dan batin di dunia dan di akhirat. “S-H” ada lepas dari pengaruh aliran dan golongan. Enam perkara pokok perikehidupan yang harus diamalkan: Persatuan Persamaan Persaudaraan Kemerdekaan Tolong-menolong Musyawarah

broederschap

TAT TWAM ASI

Bpk,pengasuh

Bpk,pengasuh

Pengikut

kehilangan

  Found at Beemp3.com

Mengenai Saya

Foto saya
bobby Wayoet
madiun, jawa timur, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini

AL-QADR

بسم الله الرحمن الرحيم

97:1
to top
97:1
Sahih International
Indeed, We sent the Qur'an down during the Night of Decree.
97:2
to top
97:2
Sahih International
And what can make you know what is the Night of Decree?
97:3
to top
97:3
Sahih International
The Night of Decree is better than a thousand months.
97:4
to top
97:4
Sahih International
The angels and the Spirit descend therein by permission of their Lord for every matter.
97:5
to top
97:5

SEJARAH PENDIRI PENCAK SILAT ''SETIA-HATI''

1869 Ki Ngabehi Soerodiwirjo (nama kecilnya Masdan) lahir pada hari Sabtu Pahing. Beliau merupakan keturunan dari Bupati Gresik-Surabaya.
Ayahnya bernama Ki Ngabehi Soeromiharjo sebagai Mantri Cacar Ngimbang (Lamongan) yang mempunya 5 (lima) putera yaitu:
1. Ki Ngabehi Soerodiwirjo (Masdan)
2. Noto (Gunari), di Surabaya
3. Adi (Soeradi), di Aceh
4. Wongsoharjo, di Madiun
5. Kartodiwirjo, di Jombang
Saudara laki-laki dari ayahnya bernama R.A.A. Koesoemodinoto menjabat sebagai Bupati Kediri. Seluruh keluarga ini adalah keturunan dari Batoro Katong di Ponorogo, Putra Prabu Brawijaya Majahapit.

1883 Pada saat itu tersebut Ki Ngabehi Soerodiwirjo lulus sekolah rakyat 5 tahun (umur 14 tahun). Selanjutnya beliau ikut Üwonya”Mas Ngabehi Soeromiprojo, yang menjabat sebagai Wedono Wonokromo, kemudian pindah dan menjabat lagi sebagai Wedono Sedayu-Lawas, Surabaya.

1884 Pada tahun tersebut beliau telah berumur 15 tahun dan magang menjadi Juru Tulis op het Kantoor van de Controleur van Jombang. Sambil belajar mengaji beliau belajar Pencak-Silat yang meupakan dasar dari kegemaran beliau untuk memperdalam Pencak-Silat dimasa-masa berikutnya.

1885 Pada tahun berikutnya, dimana usia beliau telah menginjak 16 tahun, beliau magang di kantor Kontrolir Bandung, dan dari sini beliau belajar Pencak-Silat dari Pendekar-pendekar Prinangan, sehingga didapatlah jurus-jurs seperti:
Cimande
Cikalong
Cipetir
Cibeduyut
Cimelaya
Ciampas
Sumedangan

1886 Pada usia 17 tahun beliau pindah ke Betawi (Jakarta), dan disana beliau memanfaatkan untuk memperdalam Pencak-Silat, akhirnya sampai menuasai jurus-jurus seperti:
Betawen
Kwitang
Monyetan
Permainan Toya (Stok spel)

1887 Pada usia 18 tahun beliau ikut Kontrolir Belanda ke Bengkulu, disana beliau belajar Pencak-Silat yang mana gerakannya mirip seperti jurus-jurus di daerah Jawa Barat. Pada pertengahan tahun tersebut beliau ikut Kontrolir Belanda pindah ke Padang, dan tetap bekerja pada bidang pekerjaan yang sama. Di darah Padang Hulu dan Padang Hilir, beliau tetap memperdalam pengetahuannya di bidang Pencak-Silat, dimana gerakannya berbeda bila dibandingkan dengan permainan Pencak-Silat dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di darah yang baru ini, Pencak Silat merupakan salah satu permainan kegemaran rakyat dan merupakan kebudayaan rakyat setempat.
Selanjutnya beliau berguru kepada seorang pendekar dan guru ilmu kebatinan yang bernama Datuk Raja Betua, dari kampung Alai, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Pendekar ini merupakan guru beliau yang pertama kali di daerah Sumatra Barat. Datuk Raja Betua mempunyai seorang kakak yang bernama Datuk Penghulu, dan adiknya bernama Datuk Batua, dimana ketiganya adalah pendekar-pendekar yang termasyur dan dihormati masyarakat.

1897 Pada umur 28 tahun beliau jatuh cinta kepada seorang gadis Padang. Puteri dari seorang ahli kebatinan yang berdasarkan agama Islam (Tasawuf). Untuk mempersunting gadis ini beliau harus memenuhi bebana, dengan menjawab pertanyaan dari gadis pujaannya yang berbunyi “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA MASDDAN” dan “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA SAYA INI ?” (gadis pujaan itu ?). Karena beliau tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pikirannya sendiri, maka beliau berguru kepada seorang ahli Kebatinan yang bernama Nyoman Ida Gempol. Adalah seorang Punggawa Besar dari Kerajaan Bali yang di buang Belanda ke Sumatra (Padang), dan di kenal dengan nama Raja Kenanga Mangga Tengah (Bandingkan dengan nama Desa Winongo – Madiun – Tengah – Madya).
Kemudiaan pada tahun yang sama beliau belajar Pencak-Silat kepada Pendekar Datuk Raja Betua, selama 10 (sepuluh) dan memperoleh tambahan jurus-jurus dari daerah Padang, yaitu:
Bungus (uit de haven van Teluk Bayur)
Fort de Kock
Alang - Lawas
Lintau
Alang
Simpai
Sterlak

Sebagai tanda lulus beliau mempersembahkan pisungsun yang berupa Pakaian Hitam komplit.
Selanjutnya, Ilmu Kebatinan yang diperoleh dari Nyoman Ide Gempol dipersatukan dengan Pencak-Silat serta Ilmu Kebatinan yang didapat dari Datuk Raja Betua, dimana olel Ki Ngabehi Soerodiwirjo digabungkan menjadi Ilmu dari PERSAUDARAAN “SETIA-HATI” WINONGO MADIUN.

PERKAWINAN
Akhirnya bebana yang diminta gadis pujaan beliau dapat dijawab, dengan menggunakan ilmu dari Persaudaraan “Setia-Hati” tersebut diatas. Dengan demikian beliau berhasil mempersunting gadis Padang, putri dari seorang ahli Tasawuf. Dari perkawinan ini, beliau belum berhasil mendapatkan keturunan.

1898 Pada usia 29 tahun, beliau bersama istrinya pergi ke Aceh, dan bertemu adiknya (Soeradi) yang menjabat sebagai Kontrolir DKA di Lho Seumawe.

Di daerah ini beliau mendapatkan jurus::
Jurus Kucingan
Jurus Permainan Binja
Pada tahun tersebut, guru beliau Guru Besar Raja Kenanga Mangga Tengah O.G. Nyoman Ide Gempol diizinkan pulang ke Bali. Ilmu beliau dapat dinikmati oleh Saudara-saudara “S-H” dengan suatu motto::
“GERAK LAHIR LULUH DENGAN GERAK BATIN”
“GERAK BATIN TERCERMIN OLEH GERAK LAHIR”

1900 Ki Ngabehi Soerodiwirjo kembali ke Betawi bersama isteri, dan beliau bekerja sebagai Masinis Stoom Wals. Kemudian Ki Ngabehi Soerodiwirjo bercerai, dimana Ibu Soerodiwirjo kembali ke Padang, dan beliau pindah ke Bandung.

1903 Beliau kembali ke Surabaya dan menjabat sebagai Polisi Dienar hingga mencapai pangkat Sersan Mayor. Di Surabaya beliau dikenal keberaniannya dalam memberantas kejahatan. Kemudian beliau pindah ke Ujung, dimana sering terjadi keributan antara beliau dengan pelaut-pelaut asing

1903 Beliau mendirikan Persaudaraan “SADULUR TUNGGAL KECER – LANGEN MARDI HARDJO” pada hari Jum’at Legi 10 Syuoro 1323 H.

PERKAWINAN KE II
1905 Untuk kedua kalinya beliau melangsungkan perkawinan dengan Ibu Sarijati yang saat itu berusia 17 tahun, dan diperoleh putera dari perkawinannya sebanyak 3 (tiga) orang putera dan 2 (dua) orang puteri, dimana semuanya meninggal sewaktu masih kecil..

1912 Beliau berhinti dari Polisi Dienar bersamaan dengan meluapnya rasa kebangsaan Indonesia, yang dimulai sejak tahun 1908. Beliau kemudian pergi ke Tegal dan ikut seorang paman dari almarhum saudara Apu Suryawinata, yang menjabat sebagai Opzichter Irrigatie.

1914 Beliau kembali lagi ke Surabaya dan bekerja pada D.K.A. Surabaya. Selanjutnya beliau pindah ke Madiun di Magazijn D.K.A. dan menetap di Desa Winongo Madiun.

1917 Persaudaraan “DJOJOGENDOLO CIPTO MULJO” diganti nama menjadi Persaudaraan “SETIA-HATI” Madiun.

1933 Beliau pensiun dari jabatannya dan menetap di desa Winongo Madiun.

1944 Beliau memberikan pelajaran yang terakhir di Balong Ponorogo (Saudara Koesni cs dan Soerjatjaroko) Kemudian beliau jatuh sakit dan akhirnya wafat pada hari Jum’at Legi 10 November 1944 jam 14:00 (Bulan Selo tanggal 24 tahun 1364 H), di rumah kediaman beliau di Winongo. Dimakamkan di Pesarean Winongo dengan Kijing batu nisan granit, serta dikelilingi bunga melati.
“SEMOGA ARWAH BELIAU DITERIMA DISISI TUHAN YANG MAHA ESA”
Sehabis pemakaman dibacakan ayat Suci Al Qur’an oleh Bapak Naib Jiwan untuk memenuhi pesan terakhir Ki Ngabehi Soerodiwirjo sebelum wafat dan diambilkan ayat “Lailatul Qadar” (Temurunnya Wahyu Illahi)
CATATAN: ada wahyu yang loncat dan akan temurun pada waktunya.
PESAN BELIAU SEBELUM WAFAT ADALAH:
1. Jika saya sudah pulang ke Rachmatullah supaya saudara-saudara “Setia-Hati” tetap bersatu hati, tetap rukun lahir bathin.
2. Jika saya meninggal dunia harap saudara-saudara “S-H” memberi maaf kepada saya dengan tulus-iklas..
Saya titip ibunda Nyi Soerodiwirjo selama masih di dunia fana ini..
Surat Yasin ayat 1 : Yasien Yasien “Allah saja yang mengetahui maksudnya”
Surat Yasin ayat 58: Salaamun Qaulam mir Rabir-Rahiem “Selamat Sejahtera itulah seruan Allah Yang Maha Pengasih”.

Total Tayangan Halaman

Langganan

Postingan
Atom
Postingan
Semua Komentar
Atom
Semua Komentar
http://.www.bobbyhotspot.com. Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.